Senin, 21 Januari 2013

KUDUSKANLAH HARI TUHAN!



Injil Markus 2:23-28
Kuduskanlah Hari Tuhan!

Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,
bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu--yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam--dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Kuduskanlah Hari Tuhan!


-->
Renungan:

Pada waktu masih di Sekolah Dasar (SD) guru sering memeriksa apakah kami, para murid hadir mengikuti kebaktian pada hari Minggu di gereja atau tidak. Bagi yang hadir akan aman, tetapi yang tidak hadir entah alasan apapun, pasti mendapat hukuman. Hadir dalam kebaktian di gereja bukan sekedar hadir untuk berdoa dan menyanyi bersama, tetapi untuk melaksanakan perintah Allah yang ketiga.

 “Kuduskanlah hari Tuhan.” Bukankah semua hari adalah milik Tuhan? Mengapa hari Minggu lebih diistimewakan? Dosen Moral menguraikan secara panjang lebar tentang Dasa Firman yang memuat ajaran moral bagi kita manusia. Hukum yang Ketiga menurut Beliau, selain berdimensi religius yaitu memuji dan menyembah Allah serta memiliki dimensi sosial yaitu memperlakukan sesama secara adil.

Para pekerja harus mendapat hari istirahat. Pekerjaan rutin yang dikerjakan selama 6 hari, pada hari ke-7 harus dibebaskan dari setiap pekerjaan berat, kecuali beribadat bersama di gereja dan makan. Maksud awalnya bertujuan manusiawi, tetapi dalam perjalanan ternyata ada yang terlalu ekstrim sampai menghukum orang yang tidak melaksanakan kewajiban beribadat pada hari Minggu.

Yesus sampai mengambil contoh pelanggaran raja Daud dan para pengikutnya ketika kelaparan. Raja Daud masuk ke dalam Rumah Allah dan memakan roti sajian bersama para pengikutnya. Para murid Yesus yang kelaparan juga melakukan hal yang sama, yaitu dengan memetik gandum dan memakannya. Yesus juga melakukan penyembuhan pada hari Sabat.

Yesus mengajarkan bahwa Hari Sabat diadakan untuk keselamatan manusia. Bukan peraturan Hari Sabat dipentingkan dan mengorbankan keselamatan manusia. Pada hari Minggu penting memuji dan memuliakan Allah, tetapi bukan dengan mengorbankan keselamatan. Keselamatan manusia  harus menjadi prioritas utama bila keadaan darurat memaksa demikian.

Pada masa kini banyak orang Katolik sepertinya kurang memperdulikan lagi akan kewajiban beribadat pada hari Minggu. Mereka berkilah bahwa hubungan dengan Tuhan adalah urusan pribadi yang tidak perlu diatur oleh orang lain. Pendapat seperti itu ada benarnya, tetapi ada bahaya orang menjadi individualis dan egois. 

Kewajiban beragama mesti tetap dijalankan di dalam kerangka keselamatan bersama secara rohani dan jasmani. Bahkan kuda penarik kereta dan sapi penarik bajak pun harus diliburkan, apalagi manusia. Apakah hujan dan banjir atau bencana apapun diliburkan demi ibadat pada  hari Minggu? Atau korban banjir yang kelelep sampai di leher diharuskan jangan tenggelam dulu sampai hari Senin? 

Anak Manusia adalah Tuhan atas Hari Sabat! 
Tuhan, tuntunlah kami untuk dapat melaksanakan kewajiban beragama secara bijaksana. Semoga kami tidak bertindak egois dan mengorbankan keselamatan orang lain. ***

-->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar