-->
***
Injil Lukas 21 :
1 – 4
Ketika Yesus mengangkat muka-Nya,
Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti
persembahan.
|
Ia melihat juga seorang janda
miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
|
Lalu Ia berkata: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari
pada semua orang itu.
|
Sebab mereka semua memberi
persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari
kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
|
Mother Theresa |
Renungan:
Sumbangan seyogyanya
diberikan secara sukarela tanpa paksaan, tetapi ada panitia tertentu yang
mempunyai target dan mewajibkan suatu sumbangan, sehingga menjadi sumbangan
wajib. Persembahan di Rumah Ibadat juga sukarela, kecuali bila ada target
proyek tertentu, Dewan Paroki juga merasa perlu mewajibkan umat demi suksesnya
proyek tersebut.
Sumbangan yang
diwajibkan itu nilainya menjadi ‘relatif.’ Bagi sebagian umat, terutama yang
berpenghasilan besar, menganggap nilai sumbangan itu kecil. Tetapi bagi orang
sederhana, apalagi berstatus ‘janda miskin,’ nilai uang yang diwajibkan menjadi
beban.
Dalam kutipan
Injil di atas, Yesus mengangkat muka, memandang orang-orang yang memasukkan
persembahan ke dalam peti persembahan. Yesus memuji si janda miskin, sebagai
persembahan yang paling besar. Orang lain memberikan dari kelebihannya,
sedangkan janda miskin memasukkan dari kekurangannya, bahkan mempersembahkan
seluruh nafkahnya.
Tuhan tidak memandang
persembahan dari besar kecil jumlahnya, melainkan dari kerelaan hati untuk
memberi. Ada yang memberikan 10 juta dan namanya terdaftar sebagai donatur
gereja, tetapi mungkin ia hanya mengambil sedikit dari ratusan milyar yang
dimiliki. Sedangkan ada umat yang secara sembunyi dan malu-malu takut dilihat
orang, memasukkan 10 ribu, tetapi itu mungkin seluruh hasil jeripayahnya
mengumpulkan barang bekas sebagai pemulung.
Dan ada jutaan
orang di dunia, secara total mempersembahkan seluruh hidupnya untuk Kerajaan
Allah. Mereka meninggalkan kemewahan dalam keluarga, menyangkal diri terhadap
semua jenis dan bentuk kenikmatan duniawi. Hidup mereka hanya untuk Tuhan saja.
Mereka miskin dan serba kekurangan, tetapi persembahan mereka paling besar
dalam pandangan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar