Senin, 15 Oktober 2012

Membasuh Hati dengan Berbuat Baik

Injil Lukas 11:37-41

Berikanlah isinya sebagai sedekah!
Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.  Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tanganNya sebelum makan. 

Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalamnya penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu."


Renungan:
 
Seorang sahabat mengomentari fotoku, katanya: "Koq kamu semakin awet muda." Ia tahu betul karena usia kami berpautan cukup jauh. Saya membayangkan seakan ia mengharapkan pipiku semakin kempot dan warna rambutku semakin putih.
Saya membalas komentarnya :"Apa gunanya memoles wajah bagian luar supaya kelihatan awet muda, tetapi dalam kenyataan, jumlah usia terus bertambah dan badan semakin keropos digerogoti berbagai penyakit?"

Kita dalam penampilan lahiriah, terkadang dibuat-buat agar dilihat sebagai orang sopan, saleh, bijaksana dan baik hati. Tetapi sesungguhnya kita tahu pasti dalam hati, bahwa kita sedang berpura-pura atau sedang 'bersandiwara,' supaya dinilai sebaliknya dari sifat yang sebenarnya.

Orang Farisi selalu menekankan pelaksanaan adat istiadat Yahudi secara lahiriah, sementara tingkahlaku terhadap sesama bertolak belakang. Sebelum makan mereka harus mencuci tangan sesuai adat istiadat Yahudi, tetapi hati mereka sendiri tetap kotor penuh dengan dengan irihati, kedengkian, amarah, cemburu, fitnah, kemabukan, caci maki, dendam, hawa nafsu, perzinahan, perjudian dan pembunuhan.

Tuhan Yesus menekankan bahwa bila dari dalam hati bersih, maka perbuatan lahirih juga akan bersih; pikiran bersih, perlakuan tulus, penuh belas kasihan, bijaksana dan murah hati. Bila hati bersih, maka segala perbuatan baik tidak berdasarkan hukum lagi, tetapi demi kesejahteraan bersama dan demi kemuliaan Allah.

***


1 komentar:

  1. Kita sering menilai orang berdasarkan penampilan. Contoh seorang yang berpenampilan malaekat ternyata seorang koruptor.

    BalasHapus