Senin, 22 Oktober 2012

"Rumah Hati" yang Bersih.


Injil Lukas 12 : 35 - 48

Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?"
Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

Pelayan yang setia


-->  
Renungan:

Saya sering membayangkan kalau hamba atau pelayan adalah orang lain, karena saya tidak pernah mempunyai pengalaman menjadi pelayan rumah tangga dalam arti sesungguhnya. Paling tidak pernah mengangkat piring dan mencuci gelas dan saya anggap itu bukan pekerjaan pelayan.

Hamba yang setia akan selalu siap sedia melayani tuannya; tahu aktivitas tuan dan waktu yang sudah terjadwal. Tetapi apabila tuannya pergi, apakah ada jadwal yang tepat kapan tuannya akan datang atau kembali? Tentu tidak karena ada berbagai kemungkinan, sehingga pelayan menunggu dalam ketidakpastian.

Pelayan yang setia akan selalu berjaga atau siap-sedia menyambut tuanya. Sedangkan hamba yang tidak setia akan bermalas-malasan atau membuat aktivitas lain yang berbeda dengan harapan dan kebutuhan sang majikan. 

Tuhan Yesus bersabda: "Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." Kalimat itu mengisyaratkan bahwa kita semua adalah hamba dalam konteks sebagai ciptaan dengan Allah, Sang Pencipta. Ia akan datang pada waktu yang kita tidak tahu, sehingga satu-satunya cara yaitu selalu siap sedia menyambut kedatanganNya.

Apa yang harus disiapkan? Tuhan tentu mengharapkan 'rumah hati' kita dalam keadaan bersih dari sampah-sampah dosa. Hati yang selalu dalam keadaan tobat, terarah kepada Allah dan relasi yang harmonis dengan sesama.
***
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar