Jumat, 25 Januari 2013

Pertobatan Santo Paulus, Rasul


Kisah Para Rasul 9:1-19

“Aku inilah yang paling hina di antara semua rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah, Aku adalah sebagsimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; Tetapi bukan aku, melainkan Kasih karunia Allah menyertai aku.” (1 Kor 15:9-10)

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.


Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.


Renungan:

Karya Tuhan bukan rencana manusia. Saulus seorang Yahudi tulen yang merasa agama dan tradisi Yahudi dirongrong oleh pengaruh Kristen, harus dipulihkan dengan cara  yang radikal. Para pengikut Yesus Kristus orang Nazaret itu harus dibungkam aksinya dengan dianiaya dan dibunuh. Ternyata tangan Tuhan sendirilah yang menangkap Saulus dan membalikkan misinya.

Saulus dijadikan alat pilihan Tuhan untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Melalui pewartaan dan surat-suratnya yang syarat ajaran iman dan moral. Saulus yang kemudian berganti dengan Paulus, menjadi rasul ulung bagi bangsa-bangsa kafir dan orang Yahudi. Paulus dipenuhi kasih karunia Allah. Tuhan Yesus ‘menangkapnya’ dan membalikannya dari jalan pembenci Kristus menjadi pewarta dan pembela Kristus. Ia hidup dan mati untuk Tuhan Yesus.
Paulus diturunkan dalam keranjang.

Ajaran dan pembelaannya kepada Yesus Kristus tetap hidup sampai hari ini. Biarpun teknologi semakin canggih, hedonisme memenuhi nafsu manusia, moral dan agama dianggap ajaran kuno yang masanya sudah lewat, tetapi ajaran Santo Paulus tidak mati. Karena Roh Kristus yang tetap hidup di dalamnya. Seluruh hidupnya dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar