-->
Yesus berjalan di atas air. |
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya
naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara
itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
|
||
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk
berdoa.
|
||
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau,
sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
|
||
Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena
angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan
di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
|
||
Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka
mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka
semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata
kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
|
||
Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun
redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti
itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
|
||
|
Renungan:
Pada suatu siang terik, saya ke
ladang yang cukup jauh dari kampung, menunggu kakak yang pergi melaut untuk
menangkap ikan. Di ladang itu kakak juga mengambil nira dari beberapa pohon
lontar. Bosan menunggu di pondok, saya naik ke atas salah satu pohon lontar
atau pohon tuak dan menunggu di sana. Sambil menunggu saya menghilangkan dahaga
dengan meminum tuak lontar yang manis.
Tiba-tiba ada dua orang lelaki
setengah tua datang dari arah pantai. Mereka menurunkan beban di pundaknya lalu
salah seorang memanjat kelapa serta memetik dua buah kelapa muda, sehingga
mereka dapat melepaskan dahaga. Ketika tengadah waktu meneguk air kelapa, mata
salah seorang menangkap bayangan saya di atas pohon tuak. Ia memanggil
berulang-ulang dengan menyebut namaku, tetapi saya diam tidak bergerak.
Ia mengancam akan melempar, tetapi saya tetap tenang, sementara suaranya
terdengar bergetar gugup. Dan tampak mereka mulai panik ketakutan lalu cepat-cepat
mengangkat barang bawaan dan meninggalkan tempat itu. Saya rahasiakan kejadian
itu dengan tidak bercerita kepada orang lain.
Hari berikutnya setiba dari
sekolah, istri kakak mendekatiku sambil membuat tanda salib merah di dahi,
karena menggunakan ramuan sirih, pinang dan kapur yang dimamah. Sambil membuat tanda
salib kakak bercerita bahwa dua orang (yang
sengaja saya rahasiakan) telah melihat hantu diriku di
atas pohon tuak. Itu pertanda bahwa saya dan jiwa-jiwa anak muda keluarga dekat sedang tercancam. Maka mereka memanggil dukun memotong satu ekor ayam dan membuat upacara pemulangan roh. Saya
tertawa mengejek dalam hati sambil menikmati daging ayam. Rupanya praktek para
dukun selama ini tentang hantu hanyalah bualan saja. Demikian kata hati saya.
Doa adalah relasi dan komunikasi
timbal-balik antara manusia dan Tuhan. Dan komunikasi penting akan berjalan
dengan lebih efektif bila tidak ada intervensi dari pihak ketiga atau orang
lain. Begitu pun Yesus, setelah menggandakan roti dan ikan untuk mengenyangkan
ribuan orang, Ia menyendiri, tidak mau diganggu, maka murid-muridNya disuruh berlayar
duluan ke seberan danau dan orang-orang disuruh pulang. Yesus mau berkomunikasi
dengan Allah Bapa dengan menyepi untuk berdoa.
Berlayar tanpa Yesus, akan
menghadapi banyak tantangan. Kegelapan malam membuat area pandangan menjadi
sangat terbatas serta menakutkan. Dan angin sakal membuat pelayaran menjadi
berat. Menghadapi tantangan terkadang kita panik dan takut lalu berulah dengan
berbagai macam cara untuk mengusir rasa takut itu.
Bila hati kita degil, kita
membawa permasalahan kepada dukun, para normal, ‘orang pintar,’ dan obyek lain
yang dapat menenangkan kepanikan kita. “Tenanglah! Aku ini, Jangan takut.”
Yesus memberikan kepastian bahwa bila Ia hadir, maka semua permasalahan akan
luluh tak berdaya. Maka jangan takut! Percayalah kepada Yesus dan adakan
komunikasi intens denganNya. Ia selalu hadir bila kita menyebut namaNya.
Tuhan Yesus, saya percaya Engkau
hidup dan selalu mendampingi serta mendengarkanku. Tinggallah ya Yesus dalam
ruang hatiku yang sederhana, gelap dan berggelombang ini oleh berbagai cobaan. Karena
bersama Engkau saya selalu berani menghadapi setiap tantangan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar