Selasa, 08 Januari 2013

Jangan Takut! Ini Aku.

-->

Yesus berjalan di atas air.


Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Jangan Takut!

-->


Renungan:

Pada suatu siang terik, saya ke ladang yang cukup jauh dari kampung, menunggu kakak yang pergi melaut untuk menangkap ikan. Di ladang itu kakak juga mengambil nira dari beberapa pohon lontar. Bosan menunggu di pondok, saya naik ke atas salah satu pohon lontar atau pohon tuak dan menunggu di sana. Sambil menunggu saya menghilangkan dahaga dengan meminum tuak lontar yang manis.

Tiba-tiba ada dua orang lelaki setengah tua datang dari arah pantai. Mereka menurunkan beban di pundaknya lalu salah seorang memanjat kelapa serta memetik dua buah kelapa muda, sehingga mereka dapat melepaskan dahaga. Ketika tengadah waktu meneguk air kelapa, mata salah seorang menangkap bayangan saya di atas pohon tuak. Ia memanggil berulang-ulang dengan menyebut namaku, tetapi saya diam tidak bergerak. Ia mengancam akan melempar, tetapi saya tetap tenang, sementara suaranya terdengar bergetar gugup. Dan tampak mereka mulai panik ketakutan lalu cepat-cepat mengangkat barang bawaan dan meninggalkan tempat itu. Saya rahasiakan kejadian itu dengan tidak bercerita kepada orang lain.

Hari berikutnya setiba dari sekolah, istri kakak mendekatiku sambil membuat tanda salib merah di dahi, karena menggunakan ramuan sirih, pinang dan kapur yang dimamah. Sambil membuat tanda salib kakak bercerita bahwa dua orang (yang sengaja saya rahasiakan) telah melihat hantu diriku di atas pohon tuak. Itu pertanda bahwa saya dan jiwa-jiwa anak muda keluarga dekat sedang tercancam. Maka mereka memanggil dukun memotong satu ekor ayam dan membuat upacara pemulangan roh. Saya tertawa mengejek dalam hati sambil menikmati daging ayam. Rupanya praktek para dukun selama ini tentang hantu hanyalah bualan saja. Demikian kata  hati saya.

Doa adalah relasi dan komunikasi timbal-balik antara manusia dan Tuhan. Dan komunikasi penting akan berjalan dengan lebih efektif bila tidak ada intervensi dari pihak ketiga atau orang lain. Begitu pun Yesus, setelah menggandakan roti dan ikan untuk mengenyangkan ribuan orang, Ia menyendiri, tidak mau diganggu, maka murid-muridNya disuruh berlayar duluan ke seberan danau dan orang-orang disuruh pulang. Yesus mau berkomunikasi dengan Allah Bapa dengan menyepi untuk berdoa.

Berlayar tanpa Yesus, akan menghadapi banyak tantangan. Kegelapan malam membuat area pandangan menjadi sangat terbatas serta menakutkan. Dan angin sakal membuat pelayaran menjadi berat. Menghadapi tantangan terkadang kita panik dan takut lalu berulah dengan berbagai macam cara untuk mengusir rasa takut itu.

Bila hati kita degil, kita membawa permasalahan kepada dukun, para normal, ‘orang pintar,’ dan obyek lain yang dapat menenangkan kepanikan kita. “Tenanglah! Aku ini, Jangan takut.” Yesus memberikan kepastian bahwa bila Ia hadir, maka semua permasalahan akan luluh tak berdaya. Maka jangan takut! Percayalah kepada Yesus dan adakan komunikasi intens denganNya. Ia selalu hadir bila kita menyebut namaNya.

Tuhan Yesus, saya percaya Engkau hidup dan selalu mendampingi serta mendengarkanku. Tinggallah ya Yesus dalam ruang hatiku yang sederhana, gelap dan berggelombang ini oleh berbagai cobaan. Karena bersama Engkau saya selalu berani menghadapi setiap tantangan. Amin    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar