Rabu, 21 November 2012

Laporan Keuangan Dibuat Ganda

-->


Injil Lukas 19 : 11 - 27

Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.
Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.
Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.
Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.
Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.
Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.
Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.
Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.
Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.
Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."

Uang netral tapi dibuat negatif oleh nafsu manusia!

-->

Renungan:

Seorang sahabat, dikalangan kami ia dipandang sebagai orang yang sangat beruntung.
 Pimpinan perusahaan tempatnya bekerja sangat mempercayainya, karena dia adalah akunting yang jujur. Banyak fasilitas diberikan kepadanya, sebagai tambahan imbalan atas hasil kerjanya.   

Tetapi sangat mengejutkan ketika pada suatu hari sahabat ini mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari perusahaan. Katanya: “Saya berdosa! Tiap bulan membuat dua laporan, satu untuk perusahaan dan satu laporan untuk keluar.”
“Ah.. hanya masalah itu, mengapa dikaitkan dengan dosa dan hendak meninggalkan tempat dan posisi yang sedemikian empuk?”
 “Tidak segampang itu. Laporan untuk intern dibuat sesuai data riil perusahaan, sedangkan laporan keluar untuk pemerintah dan pihak lain adalah fiktif untuk menghindari pajak.”
Pada suatu sore saya mampir ke tempat kerjanya. Saya sungguh kaget! Kantornya lebih mirip sebuah gudang tua atau bengkel tertutup yang kurang terawat. Tetapi ketika saya masuk agak ke dalam ruang-ruang ber-AC dan beberapa karyawati sibuk bekerja menghadapi komputer. Saya baru menyadari keputusan sahabat untuk keluar karena beban dosa itu.

Talenta atau modal dari Tuhan sangat banyak ragamnya. Tetapi kita biasanya memilih yang gampang, enak, nikmat, manis, dan tidak terlalu menanggung resiko. Sedangkan dosa adalah urusan nanti dan gampang diselesaikan dengan sakramen pertobatan. Semudah itukah dosa hanya bisa dibereskan dengan sakramen tobat?

“Uang mina” adalah talenta-talenta anugerah dari Tuhan, “Sang Raja” untuk kita dengan jumlah yang sama banyak. Sifat-sifat baik, kecerdasan, hobi maupun bakat merupapakan “uang mina” bagi kita untuk digandakan dan bila tiba saatnya, kita akan mempersembahkan lagi kepada-Nya. 

Bila “uang mina” itu kita kembangkan dengan jujur akan menghasilkan laba, tetapi bila sebaliknya akan mengalami kerugian. Anugerah kebaikan dari Tuhan bila dalam menjalankannya menggunakan cara-cara yang licik dan kotor, kebaikan itu tidak bertambah, bahkan sebaliknya menjadi kejahatan yang tidak berkenan. Upah orang yang bekerja secara kotor juga bukan menerima kebaikan dan pujian, melainkan cemoohan dan hukuman.

Sahabatku benar! Lebih baik mengambil langkah mundur dari jalan yang salah dari pada terlambat. Modal yang baik juga harus dikembangkan dengan cara-cara yang baik agar berbuah baik. Akhir zaman bukan urusan nanti atau besok tetapi saat ini juga. Mari kita berlomba secara jujur mengembangkan kebaikan Tuhan pada saat ini juga.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar