Sementara itu beribu-ribu orang banyak
telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai
mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah
terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
|
Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang
tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan
diketahui.
|
Renungan:
Ragi kemunafikan mengaburkan suatu keaslian, ketulusan dan kejujuran. Ragi membuat sesuatu tidak menjadi asli lagi,dibuat-buat, kamuflase untuk mengelabui penilaian orang alias munafik!
Tuhan Yesus memberi kesaksian bahwa segala sesuatu begitu jelas, terang dan terbuka bagi Allah, sehingga topeng kepalsuan itu tidak ada artinya. Sikap nunafik hanyalah suatu 'sandiwara' sesaat. Tetapi bila kepalsuan itu dituruti dan Allah yang tidak diindahkan bahkan disangkal, maka akibatnya akan dialami di akhirat.
Tuhan Yesus tentu tidak sedang mengancam, melainkan menyampaikan fakta kebenaran tentang Kerajaan Allah dan sifat keadilan Allah. Manusia yang diciptakan sesuai citraNya, seharusnya memuji, menyembah dan bersyukur serta beriman tulus kepadaNya, malah berbalik menghujat dengan bersikap munafik.
Sikap munafik manusia kepada Tuhan tampak dalam bentuk lahiriah, tetapi juga dalam perbuatan-perbuatan yang 'membelakangiNya' dengan pergi ke dukun, para normal, percaya pada tahayul dan mengandalkan penyembuhan atas penyakit tertentu kepada 'orang pintar,' seakan kepintarannya melebihi para dokter yang belajar bertahun-tahun.
Roh Kudus berperanan mengajarkan kebenaran tentang Allah. Ini bukan suatu teori dari Yesus pada dua ribu tahun yang lalu, tetapi juga merupakan suatu pengalaman faktual masa kini, bila percaya sungguh-sungguh dengan tulus dan beriman kepada Allah. Roh Kudus mengarahkan hati kita untuk berdoa dan menyembah Allah dalam kejujuran dan bukan dalam kemunafikan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar